Rabu, 26 November 2008

MARIA, PILIHAN ALLAH BAPA

Hari ini merupakan hari yang kedua devosi kita kepada bunda Maria. Tema permenungan kita pada hari ini adalah Maria, pilihan Allah Bapa. Sama halnya dengan panggilan St. Paulus yang kita rayakan 2000 tahun kelahirannya pada hari ini, Bunda Maria juga dipanggil dan dipilih oleh Allah Bapa sejak dari awal mula. Kedua sosok tokoh ini dipilih dari antara sekian banyak manusia saat itu. Mereka sama seperti kita manusia pada umumnya. Hanya mungkin cara dan situasi mereka dipanggil Allah berbeda-beda. Yang kita soroti pada devosi hari kedua ini adalah Maria sebagai pilihan Allah Bapa.
Maria merupakan manusia seperti kita. Ia mempunyai orangtua yang berasal dari kampung Nasasreth. Punya saudara dan hidupnya sangat sederhana dan sangat miskin. Dan ia juga taat pada agama leluhurnya yaitu agama Yahudi. Maria menjadi orang yang istimewa dihadapan Allah bukan karena ketenarannya, kedudukannya, pangkat yang disandangnya tetapi karena kesederhanaannya, ketatannya, kepasrahanya kepada kehendak dan penyertaan Allah sendiri.
Karena kesederhanaanya ini Bunda Maria dipilih Allah untuk menjadi ibu Putera Allah. Allah telah memilih sejak kekal seorang puteri Israel, seorang putri Yahudi yang berasal dari nasareth di Galilea, seorang perawan yang bertunangan dengan seorang Bernama Yusuf dari keluarga Daud. Panggilan Maria untuk menjadi Bunda Puteranya dikehendaki oleh Allah Bapa sendiri dan pilihan itu pasti dan tanpa ada keraguan dan kebimbangan di dalamnya, “tak ada yang mustahil bagi Allah”
Bila kita menelusuri sejarah keselamatan manusia, dalam perjanjian Lama panggilan maria sudah dipersiapkan oleh perutusan wanita-wanita saleh. Kendati ketidaktaatannya, sejak awal sudah dijanjikan kepada Hawa bahwa ia akan mendapat keturunan yang akan mengalahkan yang jahat dan akan menjadi ibu semua orang hidup. Berdasarkan janji ini, Sara istri Abraham mendapat seorang Putera kendati usianya sudah lanjut. Semua peristiwa ini sangat bertentangan dengan harapan, impian dan cita-cita manusiawi. Allah memilih apa yang bodoh, lemah, miskin dan sederhana bagi dunia supaya menunjukan bahwa ia setia pada janji-Nya misalnya hanna, Ibu Samuel, Debora, Rut, Yudit dan Ester demikian pula banyak wanita yang lain lagi. Akan tetapi Maria adalah “yang unggul ditengah umat Tuhan yang rendah dan miskin, yang penuh kepercayaan mendambakan serta menerima keselamatan dari Allah Bapa sendiri.
Maria dipanggil dan dipilih menjadi Bunda Penebus, “maka ia dianugerahi karunia-karunia yang layak untuk tugas yang luhur, agung dan mulia ini. Ketika malaikat gabriel menyampaikan kabar sukacita kepada Maria, ia menyapa Maria sebagai “penuh rahmat” supaya dapat memberikan persetujuan imannya kepada panggilannya, ia harus dipenuhi seluruhnya oleh rahmat Allah. Bunda Maria juga dikarunia cahaya kekudusan yang istimewa pada saat pertama ia membuahi Puteranya didalam rahimnya. Ia ditebus secara lebih unggul, lebih dari pribadi tercipta yang manapun. Bapa “memberkati Maria dengan segala berkat Roh-Nya oleh persekutuan dengan Kristus di dalam surga”. Allah telah memilih Maria sebelum dunia dijadikan, supaya ia kudus dan tidak bercacat dihadapanNya.
Atas pengumuman dan pemberitahuan bahwa maria, oleh Roh Kudus akan melahirkan, Putera Yang maha tinggi” tanpa melakukan hubungan suami istri, Maria dengan penuh iman menjawab, “Aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu”, dengan memberikan persetujuannya kepada Sabda Allah, Maria menjadi bunda Yesus. Dengan segenap hati dan budi, maria menerima kehendak Allah yang menyelamatkan, tanpa dihalangi satu dosapun, dan menyerahkan diri seluruhnya sebagai abdi Tuhan kepada pribadi dan karya putranya. Di bawah Dia dan bersama Dia, dengan rahmat Allah yang mahakuasa, ia melayani misteri penebusan.
Akhirnya seluruh perjalanan hidup Maria selalu didasari oleh mottonya yaitu, “terjadilah padaku menurut perkataan-mu”. Maria pasrah dan menyerahkan semuanya pada rencana Allah. Seluruh hidup maria, sejak berita malaikat itu, peristiwa kelahiran puteranya sampai kepada hari kelabu dibukit golgota, merupakan suatu perjalanan hidup yang panjang dan sering pahit, namun Maria hanya menyimpan semuanya itu di dalam hati sanubarinya.
Dari permenungan ini apa yang bisa kita ambil sebagai pegangan dalam perjalanan hidup kita setiap hari: Pertama: Maria taat dan setia pada panggilan dan pilihan Allah Bapa untuk menjadi bunda penebus umat manusia. Berkat kesetiaan dan ketaatannya Maria sanggup menjalankan tugas yang diserahkan Allah kepadanya dengan penuh tanggung jawab. Kedua: Maria dipanggil dari keluarga yang sederhana dan miskin. Karena kesederhanaan dan kemiskinan inilah maka ia dipilih dan diangkat menjadi Bunda Allah. Allah berkenan kepada orang yang sederhana dan miskin karena mereka selalu mengandalkan kekuatan Allah. Ketiga: Maria pasrah dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada kehendak Tuhan “terjadilah padaku menurut perkataanMu”. Hendaknya kita juga taat dan setia, hidup sederhana dan pasrah pada kehendak Allah sendiri.
Kita dipanggil dan dipilih oleh Allah untuk menghantar orang pada keselamatan. Tempat ini menjadi tempat yang sungguh istimewa untuk menghantar semua orang kepada keselamatan. Bunda Maria Annai Velangkani menjadi tempat ziarah yang cukup terkenal bukan hanya di Sumatera ini tetapi di Indonesia bahkan di luar negeri. Ketika ortuku datang ke sini untuk berdoa ia mengambil air dari tempat ini. Ia merasakan bahwa ada sesuatu kekuatan yang mengalir dari tempat ini untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Maka ketika aku pulang libur ia meminta lagi agar aku membawa air dari tempat ini. Inilah pengalaman peziarahan dari segelintir orang yang percaya akan penyelanggaraan Tuhan melalui Bunda Maria. Kita juga yang hadir di sini ingin merasakan mukjizat dari tempat ini maka percayalah Tuhan pasti akan mengabulkannya. amin

Tidak ada komentar: