Bila ia ditahbiskan terlalu muda, orang bilang:"Masih bocah kok sudah disuruh jadi pastor." Bila ia ditahbiskan sudah tua, orang bilang:"Dia jadi pastor 'kan karna nggak laku kawing." Bila ia cukup ganteng, orang bilang:"Bego amat tuh cowok! Cakep-cakep kok jadi pastor. Kenapa nggak kawin saja ya? Gue juga mau sama kamu?!" Bila wajah tidak mendukung, orang bilang:"Memang lebih baik jadi pastor saja, daripada frustasi tidak ada yang mau." Bila ia terlalu rajin berdoa, orang bilang:"Kok seperti orang Parisi saja!" Bila ia kurang saleh dan tidak nampak berdoa,orang bilang:"Di khotbah dia menyuruh berdoa, dia sendiri tidak menghayati." Kalau ia rapih berpakaian bagus, orang bilang:"Pastor kok seperti peragawan." Kalau ia berpakaian seadanya orang bilang:"Sering tampil di muka umum, kok nggak bisa ngurus badan." Kalau ia naik mobil, orang bilang:"Ia tak menghayati kaul kemiskinan." Kalau ia sering jalan kaki nggak mau naik kendaraan, orang bilang: "Jadi pastor kaok tidak menghargai waktu." Kalau khotbahnya banyak bicara tentang Tuhan, orang bilang: "Wah, bikin ngantu!" Kalau khotbahnya membuat orang terpingkal-pingkal di gereja, orang bilang: "Melawak kok di mimbar gereja." Kalau khotbahnya banyak memakai contoh hidup sehari-hari, orang bilang: "Sialan, pengakuan dosa gua dijadikan contoh khotbah." Kalau ia banyak bergaul dengan cowok-cowok, orang bilang: "Mentang-mentang jadi pastor lalu anti wanita." Kalau ia suka bergaul dengan anak-anak, orang bilang:"Wah baik-baik sama anak kecil biar bisa ndekati ibu dan kakaknya." Kalau ia terlalu banyak bergaul dengan para pengsaha, orang bilang: "Mainnya kelas atas nih ye..!" Kalau ia suka bergaul dengan ibu-ibu, orang bilang: "Masa kecil kurang bahagia, mainnya sama ibu-ibu melulu.Masih pengin ngempeng 'kali!" Kalau ia hafal harga cat dan semen, orang bilang:"Pastor kok seperti pemborong." Kalau ia tak tahu apa-apa tentang harga pasar, orang bilang: "Pastor kok tidak tahu menahu suka duka hidup umat." Kalau ia makan cukup banyak, orang bilang: "Pastor kok nggak bisa nahan lapar." Kalau ia makan terlalu sedikit, orang bilang: "Jadi pastor kok nggak menghargai masakan umat." Kalau ia suka berkunjung ke keluarga tertentu, orang bilang: "Pastor kok pilih kasih." Kalau ia tak pernah mengadakan kunjungan umat, ia langsung diprotes: "Ngapain jadi pastor kalau kerjanya cuma ngendon di pastoran." Kalau ia berminat pada kegiatan sosial dan politi, ia dituduh komunis, ekstrim kiri dan penganut theologi pembebasan. Kalau ia ikut ME, Choice dan Kharismatik, orang bilang:"Moderen nih ye!" Kalau ia tak ikut kegiatan apa-apa, orang bilang:"Pastor kok cuma tukang misa." Kalau ia hafal judul-judul film termasuk semua tokoh sinetron dan telenovela, orang bilang: "Pastor kok terlalu duniawi." Kalau ia sering ngantar rombongan jiarah ke Eropah, orang bilang:"Umat saja hidupnya kembang-kempis, dianya ke luar negeri kayak ke Pasar Senen aja." Kalau ia tak pernah ke luar negeri, orang bilang:"Kasihan, jadi pastor di ikbukota kok picik dan kuper!" Kalau ia tak pernah dipindah sejak tahbisan, orang bilang:"Dia memang kurang bisa dipercaya menghadapi situasi dan lingkungna baru." Kalau ia dipindah, orang bilang: "Ada apa ya, kok disuruh pindah sama Uskup?" Kalau ia tak dikirim sekolah ke luar negeri, orang bilang:"Ya memang otaknya nggak nyampai buat belajar. Terang aja mentoknya cuma jadi pastor paroki." Kalau ia dikirim esekolah ke luar-negeri, orang bilang:"Biar saja dia pergi jauh demi keselamatan panggilannya." Kalau ia sering pulang nengok orang-tua, dan famili-famili dekat, orang bilang: "Pastor kok masih mbok-mboken." Kalau ia jarang menengok keluarga, orang bilang:"Masih punya perasaan nggak sih?!" Kalau ia tidak merokok, orang bilang: "Sudah tidak kawin, nggak punya isteri, nggak merokok lagi, mau cari apa lagidalam hidup ini?" Oh...Pastor! Pantesan nggak pada mau jadi Pastor ! Diambil dari: Buku Perayaan Ekaristi keluarga besar Unio KAJ - 10 Mei 1997
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar